Apa saja tantangan yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa PGSD?

Siapa sih yang tidak ingin menjadi pahlawan bagi generasi muda? Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menjadi guru bukan?. Guru adalah cita-cita yang mulia terutama Guru Sekolah Dasar. Sebelum menjadi guru kita harus mengambil kuliah kependidikan, dalam masa kuliah mungkin bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) perjalanannya tidak selalu mulus seperti yang dibayangkan dan menghadapi berbagai tantangan. Dengan itu mari kita cari bersama-sama apa aja sih tantangan yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa PGSD. Yuk, langsung saja simak artikel berikut ini!
Tantangan menjadi mahasiswa PGSD
Seperti yang kita ketahui bahwa ingin menjadi sukses, kita harus melewati masa sulit dan menghadapi berbagai tantangan. Nah, pasti mahasiswa PGSD juga menghadapi tantangan, berikut ini adalah hal yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD):
1. Beban Akademik yang Tinggi
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh mahasiswa PGSD adalah beban akademik yang tinggi. Prodi PGSD berbeda dengan prodi pendidikan yang lainnya, mahasiswa dituntut untuk mempelajari semua mata pelajaran seperti Matematika, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, bahkan dituntut untuk memiliki keterampilan teknologi, pramuka dan alat musik yang harus dikuasai. Sehingga hal ini seringkali membuat mahasiswa PGSD untuk lebih extra dalam mengelola waktu dan mahasiswa juga merasa kesulitan untuk mengintegrasikan alat-alat digital dalam pembelajaran karena kurang berpengalaman dengan teknologi.
2. Pengembangan Keterampilan Interpersonal
Sebagai calon guru, mahasiswa PGSD dituntut untuk memiliki keterampilan interpersonal yang baik. Mahasiswa harus dapat berkomunikasi dengan baik, baik terhadap siswa maupun orang tua siswa. Mengembangkan keterampilan ini bisa menjadi tantangan, terutama bagi mahasiswa yang introvert atau kurang berpengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain, apalagi setelah terjadinya pandemi Covid-19, anak muda di zaman sekarang tidak lagi bersosialisasi dengan masyarakat. Keterampilan ini penting untuk mendukung lingkungan belajar yang kondusif dan positif.
3. Perubahan Kurikulum
Dunia pendidikan terus berkembang dan perubahan kurikulum seringkali menjadi tantangan bagi mahasiswa PGSD. Mereka harus selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam Pendidikan, termasuk metode pengajaran dan teknologi pendidikan. Perubahan ini membuat para mahasiswa untuk menyesuaikan diri dari kurikulum lama ke kurikulum yang baru dan perlu waktu untuk mempelajarinya kembali.
4. Penyesuaian dengan Lingkungan yang Baru
Mahasiswa PGSD seringkali datang dari berbagai latar budaya dan sosial yang berbeda-beda. Penyesuaian dengan lingkungan sosial yang baru bisa menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa PGSD, terutama bagi mahasiswa yang berasal dari daerah terpencil. Perbedaan budaya dan cara berpikir dapat memengaruhi interaksi sosial mereka dalam dunia perkuliahan. Sehingga hal ini diperlukan adanya keterbukaan dan toleransi untuk dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan baru.
5. Harapan dan Ekspektasi yang Tinggi
Dalam kehidupan mahasiswa PGSD seringkali menghadapi harapan dan ekspektasi yang tinggi dari diri sendiri dan orang tua. Tekanan untuk menjadi guru yang ideal dapat menimbulkan rasa takut gagal, hal ini menambah beban psikologis dan mengganggu fokus mereka dalam belajar. Mahasiswa perlu belajar untuk mengelola ekspektasi ini dan memahami kesalahan adalah bukan akhir dari segalanya melainkan bagian dari proses belajar.
Itu dia tantangan yang mungkin akan dihadapi oleh mahasiswa PGSD, tapi tenang teman-teman, setiap ada masalah atau tantangan pasti akan ada solusi dibaliknya, dan ada cara terbaik untuk menyelesaikannya, betul?
Solusi untuk menghadapi tantangan
Nah, mungkin berikut ini ada beberapa cara untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa PGSD:
1. Manajemen waktu dan melek teknologi
Mahasiswa perlu mengembangkan keterampilan manajemen waktu dengan membuat jadwal belajar dengan baik, agar tidak mengganggu kegiatan lainnya. Teknologi dapat dipelajari dengan teman sekelas maupun dosen, manfaatkan waktu kuliah untuk belajar teknologi dan saling tukar pengalaman tentang teknologi dengan teman.
2. Pelatihan keterampilan interpersonal
Dengan mengikuti pelatihan mahasiswa dapat meningkatkan skill dalam berkomunikasi. Berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan juga dapat membantu mahasiswa berinteraksi dengan orang lain dan mendapatkan relasi.
3. Pembelajaran berkelanjutan tentang kurikulum
Mahasiswa harus aktif untuk mengikuti seminar pendidikan yang mengenai tentang perubahan kurikulum. Disana mahasiswa dapat berdiskusi tentang bagaimana cara mengikuti perubahan kurikulum dan meningkatkan pemahaman mereka tentang perubahan dalam dunia pendidikan.
4. Membangun jaringan sosial
Mengembangkan hubungan dengan teman sekelas dan dosen, mahasiswa dapat menciptakan lingkungan yang positif. Mengikuti event kampus dan kegiatan sosial dapat membuat mereka merasa lebih terintegrasi.
5. Pengelolaan ekspektasi diri
Mahasiswa harus memiliki tujuan yang realistis dengan membuat mind mapping. Diskusi terbuka dengan teman sekelas dan dosen tentang apa yang mereka rasakan selama perkuliahan dapat membantu mengurangi beban psikologis mereka.
Tantangan-tantangan seperti beban akademik yang tinggi dan perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah yang signifikan. Namun, dengan ketekunan dan dukungan dari lingkungan sekitar, mahasiswa dapat mengatasi masalah tersebut dan menjadi pendidik yang berkualitas dan futuristik. Salah satu prodi PGSD yang berorientasi pada pendidikan futuristik adalah PGSD Kampus Unesa 5, yang memiliki tujuan untuk menghasilkan calon guru sekolah dasar yang berprinsip pendidikan futuristik yang adaptif terhadap perubahan, responsif terhadap perkembangan digital, menjunjung tinggi local wisdom dan inovatif dalam ilmu pengetahuan. Tertarik dengan PGSD Kampus Unesa 5? Kalian bisa masuk kok dengan lolos SNBP, SNBT dan Ujian Mandiri ya. Jadi tunggu apalagi, yuk jadi bagian dari PGSD, Ciptakan Karsa Untuk Membangun Bangsa.
Penulis : Adit Nartika Stefan
Editor : Funtastic Media